WEBINAR KE-12

ROBOT GURU

GURU 

Profesi guru merupakan salah satu profesi yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Profesi ini diyakini akan terus ada dan tidak akan tergantikan oleh teknologi apapun. Namun, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, wacana tentang apakah robot akan menggantikan profesi seorang guru membuat kalangan pendidik menjadi ketar-ketir. 

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen antara lain menyebutkan bahwa tugas guru atau dosen adalah untuk mengajar, mengarahkan dan mendidik, serta memberi evaluasi sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik mereka. Dalam mendidik peserta didik tentu harus menyesuaikan dengan berbagai hal misalnya karakteristik siswa dan juga perkembangan zaman di mana siswa tersebut bertumbuh. Guru Pintar diharapkan mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0 atau menuju 5.0 ini supaya dapat mengikuti perkembangan dan tidak tertinggal atau terlindas oleh kemajuan zaman. 


Tidak dapat dipungkiri beberapa peran guru memungkinkan untuk digantikan oleh teknologi seperti robot. Tetapi, ada beberapa alasan mengapa robot tidak bisa menggantikan guru dalam mendidik peserta didik.

1. Guru dapat berinteraksi secara natural dengan siswa

 Meskipun saat ini sudah banyak robot yang dikembangkan dengan memiliki “kecerdasan” yang tinggi dan disebut-sebut dapat berinteraksi dengan manusia, tetapi jenis interaksi yang dapat dilakukan tentu saja sangat terbatas tergantung program yang diberikan. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial mengalami banyak sekali proses yang membutuhkan respon-respon yang berbeda.

Melalui interaksi dengan guru manusia, peserta didik dapat belajar apa itu empati dan kepercayaan. Hubungan siswa dan guru sangatlah penting dalam pembelajaran. Guru dapat melemparkan guyonan, atau mendesain pembelajaran yang menyenangkan. Jika ada hal yang tidak diinginkan, guru juga memiliki kemampuan untuk mencari jalan keluarnya. Berbeda dengan robot yang hanya bekerja sesuai dengan program yang diberikan.

2. Guru Memahami Pertumbuhan Manusia

Guru memahami apa artinya mengembangkan keterampilan berpikir, seperti apa kemajuannya, dan di mana serta bagaimana melakukan intervensi ketika ada masalah terjadi. Guru memiliki pengalaman dan pemahaman untuk mendukung dan menantang siswa saat mereka tumbuh melalui masa kanak-kanak hingga dewasa. Guru juga memahami bagaimana mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan empati pada anak kecil serta membantu mereka belajar membaca dan mengembangkan pengertian angka. Pengalaman yang dimiliki oleh guru memungkinkan mereka untuk memahami tidak hanya perkembangan kerja otak, tetapi juga perkembangan psikologis siswa yang mengalami perubahan pada setiap periode perkembangannya.  Kemampuan guru untuk memberikan dukungan emosional dan batasan yang akan membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang berkembang di dunia masa depan adalah hal yang tidak dapat dilakukan oleh robot.

3. Guru Adalah Sumber Inspirasi

Mengajar salah satunya adalah tentang inspirasi, bukan hanya informasi. Pengajaran yang efektif berfokus pada mengapa dan bagaimana, bukan pada apa, dengan tujuan untuk memicu imajinasi dan menemukan jembatan ke hati dan pikiran peserta didik. Guru harus mampu untuk menginspirasi peserta didiknya dan inspirasi tidak dapat diprogram. Guru robot belum tentu dapat menciptakan kondisi yang menggugah rasa ingin tahu dan gairah belajar siswa. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence mungkin dapat menggantikan beberapa tugas guru seperti komputer dapat memberikan informasi, dapat menghitung, memproyeksikan, dan bahkan menjadi alat untuk interaksi manusia tetapi pada akhirnya, teknologi tidak dapat benar-benar menjadi manusia yang memperlakukan siswa atau peserta didiknya seperti layaknya manusia.

Nah, Guru Pintar tidak perlu risau akan digantikan oleh teknologi. Namun, jangan pula antipasti dengan teknologi. Manfaatkan teknologi yang sudah dikembangkan sebagai alat untuk menjalankan tugas. Dengan menggandeng teknologi, Guru Pintar akan dapat menjadi seorang guru yang bersinar.

Mengapa Robot Tidak Akan Pernah Menggantikan Guru?


Meskipun kemajuan teknologi robotika dan kecerdasan buatan (AI) telah membawa kita ke arah masa depan yang semakin canggih, tetapi robot tidak akan pernah sepenuhnya menggantikan peran guru. Ada beberapa alasan mengapa hal ini tidak mungkin terjadi:


1. Keterampilan interpersonal yang tidak dapat digantikan oleh robot

Guru tidak hanya memberikan pelajaran dalam hal akademik, tetapi juga memberikan panduan dan bimbingan sosial dan emosional kepada siswa. Mereka membantu siswa membangun keterampilan interpersonal, seperti kerja sama, empati, dan komunikasi, yang sangat penting bagi keberhasilan masa depan siswa. Robot mungkin bisa membantu dalam mengajarkan konsep akademik, tetapi tidak bisa memberikan panduan dan bimbingan sosial dan emosional dengan cara yang sama.


2. Kemampuan pengambilan keputusan yang kompleks

Guru harus dapat mengambil keputusan yang kompleks yang memperhitungkan banyak faktor dalam lingkungan kelas yang dinamis. Mereka juga harus mampu menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka tergantung pada kebutuhan siswa mereka. Keterampilan pengambilan keputusan ini sulit untuk diimplementasikan dalam algoritma atau program robot.


3. Kemampuan untuk menciptakan koneksi pribadi dengan siswa

Seorang guru dapat menciptakan koneksi pribadi dengan siswa mereka. Mereka dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa dan menyediakan dukungan dan bimbingan yang spesifik untuk kebutuhan individu mereka. Hal ini sulit untuk dicapai oleh robot, yang tidak memiliki kemampuan untuk membentuk koneksi pribadi dengan siswa.


4. Keterampilan kreativitas

Seorang guru juga harus dapat mempertimbangkan cara yang kreatif dan inovatif untuk mengajarkan konsep-konsep yang kompleks. Mereka harus mampu membuat pengalaman belajar yang menarik dan interaktif bagi siswa mereka. Keterampilan kreativitas ini juga sulit untuk dicapai oleh robot.


Dalam kesimpulannya, meskipun teknologi dan robotika semakin berkembang, robot tidak akan pernah menggantikan peran guru sepenuhnya. Guru memberikan lebih dari sekadar pengajaran akademik, mereka juga memberikan dukungan sosial dan emosional, pengambilan keputusan yang kompleks, kemampuan untuk menciptakan koneksi pribadi dengan siswa, dan keterampilan kreativitas.