Pasal 16 – Penjelasan tentang Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler harus memuat tiga hal utama:
Kompetensi: Artinya, kegiatan tersebut harus mendukung pencapaian kemampuan atau keterampilan peserta didik, baik secara pengetahuan, sikap, maupun keterampilan (seperti yang ditetapkan dalam kurikulum).
Muatan Pembelajaran: Kegiatan kokurikuler tidak hanya bersifat kegiatan biasa, tapi juga harus memuat isi atau materi yang memiliki nilai pendidikan.
Beban Belajar: Ada pengaturan atau perhitungan berapa banyak waktu yang digunakan, supaya kegiatan ini seimbang dan tidak membebani siswa.
📝 Kesimpulan ayat ini : Kegiatan kokurikuler bukan hanya tambahan atau kegiatan santai, tapi harus terstruktur, mendidik, dan dihitung sebagai bagian dari proses belajar.
Kegiatan kokurikuler bisa dilaksanakan dalam berbagai bentuk, misalnya:
Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu, seperti proyek gabungan antara IPA dan IPS, atau Bahasa dan Seni.
Gerakan 7 kebiasaan anak Indonesia hebat, yang bisa meliputi disiplin, gotong royong, jujur, dll.
"7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" adalah gerakan yang bertujuan untuk membentuk karakter anak-anak Indonesia menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter. Tujuh kebiasaan tersebut adalah: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat
Cara-cara lainnya, yang penting bisa membentuk karakter positif dan keterampilan siswa.
📝 Kesimpulan ayat ini : Pelaksanaan kokurikuler bisa fleksibel dan kreatif, asal tujuannya mendidik dan membentuk kebiasaan baik pada siswa.
Untuk pendidikan kesetaraan (seperti Paket A, B, atau C), kegiatan kokurikuler bisa dilakukan seminimal mungkin, dan lebih diarahkan ke:
Pemberdayaan: Meningkatkan kepercayaan diri dan peran aktif warga belajar.
Keterampilan: Fokus pada kemampuan praktis yang bermanfaat langsung dalam kehidupan.
📝 Kesimpulan ayat ini : Di pendidikan kesetaraan, kokurikuler tetap penting tapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik yang umumnya sudah dewasa atau bekerja.
Setiap satuan pendidikan (sekolah atau lembaga pendidikan lainnya) berhak mengembangkan kegiatan kokurikulernya sendiri, tetapi:
Harus mengacu pada panduan resmi yang ditetapkan oleh pejabat terkait (misalnya Dinas Pendidikan atau Kementerian Pendidikan).
📝 Kesimpulan ayat ini : Sekolah punya kebebasan untuk merancang kegiatan kokurikuler, tapi tetap harus sesuai dengan pedoman nasional atau daerah yang berlaku.
Pasal ini menegaskan bahwa kegiatan kokurikuler adalah bagian penting dari pendidikan yang:
Terstruktur dan terarah (punya kompetensi, materi, dan waktu),
Fleksibel dalam pelaksanaan,
Disesuaikan dengan kondisi peserta didik (termasuk di pendidikan kesetaraan)
Dikembangkan oleh sekolah dengan tetap mengikuti panduan dari pemerintah.
Kokurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk memperkuat, memperdalam, atau memperkaya materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler (di dalam kelas). Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan karakter dan potensi siswa secara optimal, dan seringkali terkait dengan muatan lokal atau mata pelajaran tertentu.
Lebih Detail:
Penguatan:
Kokurikuler membantu siswa lebih memahami dan menghayati materi pelajaran yang diajarkan di kelas.
Pendalaman:
Melalui kegiatan kokurikuler, siswa dapat mengeksplorasi lebih dalam konsep-konsep yang telah dipelajari.
Pengayaan:
Kegiatan kokurikuler dapat memberikan pengalaman belajar tambahan yang memperluas wawasan siswa di luar materi inti.
Pengembangan Karakter:
Kegiatan kokurikuler dirancang untuk membentuk karakter siswa yang mandiri, kreatif, inovatif, dan memiliki rasa tanggung jawab.
Muatan Lokal:
Seringkali, kegiatan kokurikuler dikaitkan dengan mata pelajaran muatan lokal yang relevan dengan lingkungan sekitar siswa.
Contoh:
Beberapa contoh kegiatan kokurikuler adalah studi lapangan, kunjungan ke museum, pembuatan karya tulis, kegiatan sosial, dan proyek penelitian.
Perbedaan dengan Ekstrakurikuler:
Kokurikuler berbeda dengan ekstrakurikuler. Kokurikuler terkait langsung dengan mata pelajaran, sedangkan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan diri di luar jam pelajaran yang biasanya berdasarkan minat dan bakat siswa
Kegiatan yang menggabungkan dua atau lebih mata pelajaran dalam satu proyek bersama.
Proyek “Kampanye Hemat Energi”
Kolaborasi: IPA (energi terbarukan), Bahasa Indonesia (teks persuasi), dan Seni (poster/infografis).
Bentuk: Siswa membuat kampanye visual dan lisan tentang pentingnya hemat energi.
Pameran Budaya Nusantara
Kolaborasi: IPS (keragaman budaya), Bahasa Daerah/Bahasa Indonesia (naskah cerita rakyat), Prakarya (kerajinan daerah).
Bentuk: Stand pameran yang dibuat siswa menampilkan budaya dari daerah berbeda.
Proyek “Menu Sehat Sehari-Hari”
Kolaborasi: IPA (gizi), Matematika (penghitungan kalori), Bahasa Inggris (menu dalam bahasa Inggris).
Bentuk: Pembuatan buku menu sehat oleh kelompok siswa.
(Disiplin, Jujur, Tanggung Jawab, Gotong Royong, Peduli, Santun, dan Kreatif)
Program “Jumat Bersih & Hijau”
Bentuk: Aksi gotong royong membersihkan kelas/lapangan sekolah dan menanam tanaman.
Nilai: Gotong royong, peduli lingkungan, disiplin waktu.
“Gerakan Tepat Waktu”
Bentuk: Tantangan hadir dan masuk kelas tepat waktu selama sebulan.
Nilai: Disiplin dan tanggung jawab.
“Hari Tanpa Sampah Plastik”
Bentuk: Seluruh siswa tidak membawa plastik sekali pakai pada hari tertentu.
Nilai: Peduli, tanggung jawab, dan kebiasaan hidup sehat.
“Tantangan Jujur”
Bentuk: Siswa menulis jurnal harian tentang pengalaman bersikap jujur.
Nilai: Kejujuran dan refleksi diri.
Kegiatan kokurikuler lainnya yang membentuk karakter dan keterampilan.
Klub atau Ekstrakurikuler Proyek Sosial
Misal: “Komunitas Anti Bullying” yang melakukan kampanye positif di sekolah.
Nilai: Kepedulian sosial, empati, tanggung jawab.
Entrepreneur Day
Siswa berjualan hasil karya mereka di sekolah (kerajinan, makanan, dll.).
Nilai: Kreativitas, kerja sama, dan keterampilan kewirausahaan.
Simulasi Demokrasi: Pemilihan Ketua OSIS
Siswa belajar proses demokrasi secara langsung.
Nilai: Berpikir kritis, tanggung jawab, partisipasi aktif.
Mini Festival Literasi
Siswa menampilkan hasil karya sastra (puisi, cerita pendek, drama).
Nilai: Kreativitas, komunikasi, literasi.
Jika "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" didefinisikan sebagai:
1) Bangun pagi, 2) Beribadah, 3) Berolahraga, 4) Makan sehat dan bergizi, 5) Gemar belajar, 6) Bermasyarakat, 7) Tidur cepat,
maka kegiatan kokurikuler di sekolah bisa disusun untuk menanamkan dan memperkuat setiap kebiasaan tersebut.
Berikut contoh kegiatan kokurikuler yang relevan untuk masing-masing kebiasaan:
Tujuan: Menumbuhkan kebiasaan hidup teratur dan menghargai waktu.
Kegiatan Kokurikuler:
“Tantangan Pagi Tepat Waktu” → Siswa menulis jurnal kedatangan tepat waktu selama 2 minggu.
Senam pagi setiap hari Jumat → Dimulai tepat pukul 06.30.
Piket Pagi Kelas → Siswa dijadwalkan piket sebelum jam pelajaran dimulai.
Tujuan: Menumbuhkan kesadaran spiritual dan nilai-nilai moral.
Kegiatan Kokurikuler:
Program “Doa Pagi Bersama” sebelum pelajaran.
Kajian Rohani/Ramadhan Ceria → Diskusi nilai-nilai keimanan dan karakter.
Lomba Adzan, Hafalan Doa, atau Ceramah Mini → Untuk memperkuat keberanian dan nilai religius.
Tujuan: Menjaga kebugaran dan semangat hidup sehat.
Kegiatan Kokurikuler:
Senam rutin/Olahraga Bersama → Dilaksanakan rutin mingguan.
Turnamen Mini Antar Kelas (Futsal, Bulu tangkis, dll).
Pendidikan Jasmani Outdoor → Kegiatan hiking ringan atau senam di luar kelas.
Tujuan: Membiasakan pola makan sehat dan sadar gizi.
Kegiatan Kokurikuler:
Kampanye “Sarapan Sehat Sebelum Sekolah” → Siswa membuat poster atau presentasi pentingnya sarapan.
Proyek “Kreasi Makanan Sehat” → Siswa membuat menu sederhana bersama orang tua lalu dibagikan dalam pameran.
Jurnal Makanan Sehat → Siswa mencatat menu makanannya selama seminggu.
Tujuan: Meningkatkan minat belajar di dalam dan luar kelas.
Kegiatan Kokurikuler:
Klub Literasi dan Jurnalistik Sekolah.
Bincang Ilmu/Forum Siswa Mengajar → Siswa saling berbagi ilmu/materi yang mereka kuasai.
Tantangan Membaca Buku Setiap Bulan → Dengan refleksi tertulis atau presentasi.
Tujuan: Menanamkan nilai gotong royong, kepedulian sosial, dan etika pergaulan.
Kegiatan Kokurikuler:
Kegiatan Bakti Sosial → Bersih desa, kunjungan ke panti asuhan/lansia.
“Sahabat untuk Semua” → Kampanye anti-bullying dan toleransi.
Forum Anak Sekolah → Siswa dilatih menyuarakan pendapat dan ide untuk lingkungan sekitar.
Tujuan: Mengatur waktu dan menjaga kebugaran.
Kegiatan Kokurikuler:
Proyek “Manajemen Waktu Belajar & Istirahat” → Siswa membuat jadwal pribadi.
Edukasi tentang Pola Tidur Sehat oleh guru BK atau wali kelas.
Kampanye “30 Menit Tanpa Gadget Sebelum Tidur” → Siswa dan orang tua diajak refleksi dampak gadget terhadap tidur.
Setiap kegiatan kokurikuler tersebut:
Dapat dimasukkan ke dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Dapat dilaksanakan secara tematik, periodik (mingguan/bulanan), atau dalam bentuk proyek besar tahunan.
Sebaiknya terintegrasi dengan pembelajaran intrakurikuler, misalnya IPA + Gizi, PJOK + Olahraga Sehat, dan PPKn + Kebiasaan Bermasyarakat.
https://docs.google.com/document/d/1DMey62_h0qhl8pU7NI1mckNFGcmCyUaKZmAuzKic9Hg/edit?usp=sharing ... contoh modul ajarnya