P5
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) program yang dirancang Kemendikbudristek sebagai bagian dari Kurikulum Merdeka yang bertujuan untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Adapun program ini diterapkan dengan menggunakan paradigma baru, yakni melalui pembelajaran berbasis projek
Perbedaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) 2023 vs 2024
Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) antara tahun 2023 dan 2024:
Tema:
2023: Tema P5 lebih fokus pada pengembangan karakter, seperti Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan Lokal, dan Budaya Maritim.
2024: Tema P5 lebih fokus pada isu-isu aktual dan kontekstual, seperti Rekayasa dan Teknologi, Kewirausahaan, dan Ekonomi Kreatif. Tema ini diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan abad ke-21.
Struktur:
2023: P5 dilaksanakan dalam 6 langkah, yaitu:
Memahami P5
Menyiapkan Ekosistem Sekolah
Mendesain P5
Mengelola P5
Mendokumentasikan dan Melaporkan Hasil P5
Evaluasi dan Tindak Lanjut P5
2024: Struktur P5 disederhanakan menjadi 5 langkah, yaitu:
Memilih Tema dan Topik
Menyusun Modul P5
Melaksanakan P5
Mengevaluasi P5
Melaporkan Hasil P5
Waktu Pelaksanaan:
2023: P5 dilaksanakan selama 384 jam pelajaran untuk setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK).
2024: P5 dilaksanakan selama 396 jam pelajaran untuk setiap jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA/SMK). Penambahan waktu ini bertujuan untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi peserta didik dalam mengeksplorasi tema dan topik P5.
Peran Guru:
2023: Guru berperan sebagai fasilitator dalam pelaksanaan P5.
2024: Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor dalam pelaksanaan P5. Guru didorong untuk memberikan bimbingan dan arahan yang lebih personal kepada peserta didik selama proses P5.
Penilaian:
2023: Penilaian P5 dilakukan secara otentik dan berbasis projek.
2024: Penilaian P5 masih dilakukan secara otentik dan berbasis projek, namun dengan penambahan fokus pada penilaian karakter peserta didik. Aspek penilaian karakter yang akan dinilai meliputi akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan global, bernalar kritis, kemandirian, dan kreatif.
Dukungan:
2023: Kemendikbudristek menyediakan berbagai sumber daya untuk mendukung pelaksanaan P5, seperti panduan, pelatihan, dan contoh projek.
2024: Kemendikbudristek terus memperkuat dukungan untuk pelaksanaan P5, termasuk dengan menyediakan platform digital untuk membantu sekolah dan guru dalam merancang dan melaksanakan P5.
Kesimpulan:
P5 2024 mengalami beberapa perubahan dibandingkan dengan P5 2023. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas P5 dalam mengembangkan karakter dan profil pelajar Pancasila.
Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diingat tentang P5 2024:
Tema P5 lebih fokus pada isu-isu aktual dan kontekstual.
Struktur P5 disederhanakan untuk memudahkan pelaksanaan.
Waktu pelaksanaan P5 ditambah untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi peserta didik.
Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor dalam pelaksanaan P5.
Penilaian P5 fokus pada penilaian karakter dan projek.
Kemendikbudristek terus memperkuat dukungan untuk pelaksanaan P5.
Semoga penjelasan ini membantu!
Perbedaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) 2023 vs 2024
1. Tema:
P5 2023: Memiliki tema yang lebih general dan bersifat nasional, seperti "Bhinneka Tunggal Ika" dan "Kearifan Lokal". Tema ini diterapkan secara seragam di seluruh Indonesia.
P5 2024: Memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk memilih tema yang lebih spesifik dan kontekstual, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik wilayah serta profil sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan relevansi projek dengan kondisi dan budaya lokal.
2. Pendekatan:
P5 2023: Berfokus pada pengembangan karakter dan nilai-nilai Pancasila melalui projek-projek yang bersifat aplikatif dan kontekstual.
P5 2024: Memperkuat pendekatan berbasis proyek yang berpusat pada peserta didik (student-centered). Peserta didik didorong untuk mengambil peran aktif dalam menentukan topik projek, merumuskan tujuan pembelajaran, dan melaksanakan projek secara mandiri.
3. Struktur Projek:
P5 2023: Memiliki struktur projek yang lebih terstruktur dan terarah, dengan panduan dan modul yang lebih rinci dari Kemendikbudristek.
P5 2024: Memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi bagi sekolah dalam merancang struktur projek. Sekolah dapat mengembangkan projek yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan belajar peserta didik.
4. Durasi:
P5 2023: Dilaksanakan selama 15 jam pelajaran per minggu untuk setiap jenjang pendidikan.
P5 2024: Memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk menentukan durasi projek, dengan minimal 30 jam pelajaran per semester untuk jenjang SD dan 60 jam pelajaran per semester untuk jenjang SMP dan SMA.
5. Penilaian:
P5 2023: Penilaian dilakukan secara holistik, dengan menggunakan berbagai instrumen penilaian seperti observasi, portofolio, dan penilaian diri.
P5 2024: Memperkuat aspek penilaian formatif yang berkelanjutan, dengan memberikan umpan balik yang lebih kontekstual dan individual kepada peserta didik.
6. Peran Guru:
P5 2023: Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam melaksanakan projek.
P5 2024: Memperkuat peran guru sebagai mentor dan coach yang membantu peserta didik mengembangkan karakter, kemandirian, dan kreativitas dalam proses belajar.
Kesimpulan:
P5 2024 mengalami beberapa perubahan penting dibandingkan dengan P5 2023, dengan fokus pada peningkatan fleksibilitas, kontekstualisasi, dan kemandirian peserta didik. Hal ini diharapkan dapat mendorong pembelajaran yang lebih bermakna dan relevan dengan kebutuhan serta karakteristik peserta didik di Indonesia.
Sumber informasi: